Kamis, 15 Maret 2012

No tittle, chapter 2

Posted by Rahillah Hauraa Faadiyah | at 7:18:00 PM

Chapter sebelumnya…
TING TONG…TING TONG..!!
Tidak terdengar sahutan dari dalam rumah, Naruto kembali membunyikannya, kali ini dengan lebih tidak sabaran.
TING TONG TING TONG TING TONG!!!
Byuuuuuuuur……!!!

Disclaimer © Masashi Kishimoto
Naruto Fanfict
Main Pairing : Sasusaku
Warning : Maybe OOC, gaje, segala kekurangan yang terdapat dalam cerita, yang  sepenuhnya kesalahan saya.

Chapter 2
“Huwa…!!! Maaf ya, aku tidak lihat…!!” kata seseorang dari jendela di lantai 2 yang tidak jauh dengan tempat Sasuke menyender. Naruto menengok ke halaman samping, dan hanya dapat melongo melihat sahabatnya basah kuyup karena tidak sengaja terkena siraman air. Sedangkan Sasuke masih sangat shock dengan apa yang barusan terjadi padanya. Lalu, Sasuke mendongak ke atas dan menatap tajam ke arah gadis yang masih memegang ember di atas sambil nyengir tidak jelas.
CEKLEK…!!!
Suara pintu terbuka dan sesosok pria yang terlihat bijaksana muncul di sana, mengalihkan pandangan Naruto dari Sasuke. Penasaran dengan yang dilihat Naruto, Pria tersebut memutuskan melihat ke samping rumah, tepat ke arah pandangan Naruto sebelumnya.
“Apa  tadi ada hujan?” tanyanya lebih seperti pada diri sendiri, melihat kondisi Sasuke yang basah kuyup.
“Ehehehe,” Balas Naruto dengan cengiran yang dipaksakan dan menunjuk kearah gadis di jendela lantai 2 tersebut. Memahami apa yang terjadi, pria itu menyuruh kedua pemuda itu masuk dan mempersilahkan mereka berdua duduk.
********Uchiwara Miharu********
“I-ini handuk dan baju gantinya,” gadis yang memiliki rambut sewarna bunga musim semi itu menyerahkan pakaian dan handuk pada Sasuke dengan menunduk. “ Gomenasai! Tadi aku benar-benar  tidak sengaja. Aku tadi sedang membersihkan kamar dan mengepelnya, aku benar- benar tidak tahu kalau kamu ada disana,” lanjutnya meyakinkan.
“Kau benar-benar kurang kerjaan dengan mengepel lantai di malam hari. Dasar, gadis aneh!” ucap Sasuke sambil mengambil pakaian dan handuk itu dari tangan Sakura dan menuju kamar mandi.
Sakura, –nama gadis itu- hanya menatap punggung Sasuke yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Kemudian dia menatap ke ruang tengah, tempat ayahnya –Toushiro Haruno- dan Naruto berbincang-bincang.  Tampak raut tegang di wajah Naruto yang sedang berbicara dengan ayahnya, seorang wanita paruh baya yang memiliki rambut serupa dengannya, datang dari arah dapur dan menyuguhkan minuman pada mereka berdua, dan tersenyum pada Naruto, mencoba mengurangi ketegangan yang di alami pemuda tersebut.
“Lain kali kau harus lebih berhati-hati! Dilihat dari catatan petugas lalu lintas, sudah 3 kali dalam 2 bulan ini kau melanggar peraturan. Sebenarnya ini bukan tugasku, tapi karena tadi siang aku ada disana, aku terpaksa harus melakukan ini,” jelas pria itu dengan tenang, namun terkesan tegas.
“Baik, paman…!!” jawab Naruto segan.
“Sakura!!! Tolong ambil kunci motor yang ada di atas meja kerja, Tou-san!” seru Toshirou.
 Sakura segera menuju  ke ruang kerja ayahnya, dan mencari gantungan kunci yang dimaksud ayahnya. Tidak sulit untuk Sakura mencarinya, karena di atas meja tersebut hanya ada satu kunci yang memiliki gantungan boneka musang berekor 9. Sakura bergegas kembali ke ruang tengah untuk menyerahkan kunci tersebut. Namun, langkahnya menjadi berhati-hati setelah menyadari kehadiran pemuda berambut hitam kebiruan yang kini duduk di samping pemuda bermata biru langit yang tadi sedang berbicara dengan ayahnya.
“Ini, Tou-san,” ujarnya sambil sesekali melirik ke arah Sasuke yang tanpa ekspresi tersebut.
 Setelah mendapatkan kunci motornya, Naruto dan Sasuke pamit pulang dengan diantar ayah dan ibu Sakura sampai depan pintu.
********Uchiha Miharu********
“Darimana saja kau, Sasuke?!” cegat Itachi di depan pintu kamar Sasuke. Matanya menatap tajam adiknya yang sama sekali tidak menghiraukan keberadaannya dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Itachi menghela napas panjang, tingkah Sasuke sangat membuatnya kebingungan.
“Besok kakek akan datang ke Konoha. Beliau ingin kita menjemputnya ke Bandara,” kata Itachi berdiri  di depan pintu Sasuke.
“Aku sibuk! Oh iya, kalau sudah tidak ada yang ingin kau katakana. Silahkan pergi! Aku ingin tidur,” Sasuke berbaring di atas ranjangnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.
“Sasuke..!!! Berhenti bersikap seperti itu…!!! Aku ini kakakmu…!!!” kesal Itachi. Dia merasa tidak dihargai sebagai kakak.
“Lalu, kenapa kalau kau itu kakakku? Apa karena kau kakakku, aku harus selalu mengikuti maumu? Tidak akan pernah, Itachi…!!!” balas Sasuke dengan geram.
“Kau…!!! Terserah  kau mau apa, Sasuke!!!” Itachi menutup pintu kamar Sasuke dengan keras dan pergi. Sasuke lalu bangun dari posisi tidurnya, matanya menampakkan ekspresi datar. Lalu, dia bangun dan memilih berjalan menuju balkon kamarnya, matanya jauh menerawang ke langit.
“Otou-san…”
********Uchiwara Miharu********
KONOHA HIGH SCHOOL, sekolah nomor satu di kota Konoha. Tempat para siswa-siswi yang berprestasi. Banyak sudah piala-piala maupun penghargaan yang telah didapat oleh sekolah ini. Saat ini, kondisi di Konoha High School masih sepi, hanya terlihat beberapa siswa yang berada di kelasnya untuk melaksanakan piket kelas, seperti halnya dengan gadis bermata emerald yang satu ini, dia sedang bersenandung kecil dengan membawa plastik berisi sampah-sampah yang berasal dari kelasnya -[XIB]- menuju ke halaman sekolah. Sambil terus bersenandung, matanya sibuk mencari tempat sampah terdekat.
“Nah, Itu di… Huwa…! Aduh…!!” Sakura meringis memegangi kakinya yang sakit.
 “Hei! Siapa sih yang membuang kulit pisang sembara…!!” Sakura berhenti berteriak menyadari sesuatu –tepatnya seseorang- di hadapannya.
“ngan..,” sambungnya lirih. Tampak di hadapan Sakura, berdiri 3 orang pemuda dengan seragam yang sama dengan dirinya. Namun, bukan itu yang membuatnya berhenti berteriak. Tetapi, keadaan seorang di antara 3 pemuda tersebut. Semua mata benar-benar tertuju pada pemuda yang sekarang sedang mandi sampah itu.
“Sasu….”
“Diam Naruto…!!!”
“Go-gomen! A-akan aku bantu membersihkannya” Sakura mendekati Sasuke dan mencoba membersihkan sampah-sampah yang ada di seragam Sasuke.
“Turunkan tanganmu itu,” ucap Sasuke datar, namun terkesan menakutkan untuk Sakura. Bagaimana tidak takut? Sudah 2 kali mereka bertemu, Sakura seakan-akan menjadi kesialan untuk Sasuke.
“T-tidak bisa begitu, bajumu kotor gara-gara aku,” Sakura menjadi panik sendiri. Sai yang dari tadi hanya diam –mungkin karena shock- mencoba menenangkan Sakura.
“Sudahlah,  percuma saja, bajunya sudah terlanjur kotor,” ucapnya menarik lembut tangan Sakura dari seragam Sasuke.
“G-gomenasai! Hiks…hiks!” entah karena takut atau malu, Sakura menangis.
“He-hei..! Jangan menangis! Kalau ada siswa lain yang melihat kita, bisa-bisa mereka berfikir kami telah berbuat macam-macam padamu,” Naruto mencoba meredakan tangis Sakura, tapi sepertinya hal itu malah membuat tangis Sakura makin keras.
“Hiks hiks! Gomen ‘pantat ayam’, aku benar-benar minta maaf,” Sakura membungkukkan dirinya 90º.
“Apa kau bilang tadi!! Pantat ayam?! Seenaknya kau memanggilku seperti itu,” Sasuke mulai tidak dapat mengendalikan emosinya. Sejujurnya, Naruto dan Sai ingin tertawa mendengar Sakura menyebut Sasuke dengan nama panggilan semacam itu. Tapi, pada kondisi seperti saat ini, hal itu sangat tidak mungkin.
“Kau benar-benar wanita yang menyebalkan!!! Naruto, ambilkan baju gantiku di mobil,” perintah Sasuke pada Naruto, tanpa mengalihkan pandangannya dari Sakura. Sedangkan gadis itu hanya dapat menunduk karena menangis.
“Hey! kenapa aku?” Melihat tatapan dari Sai yang meminta Naruto mengikuti keinginan Sasuke, Naruto segera pergi.
Sai melihat nama Sakura yang tertera di seragam gadis itu, lalu tersenyum.
“Sakura” panggil  Sai. Gadis itu mendongakkan kepalanya dan menatap Sai yang tersenyum padanya.
“Tidak apa, kau ingin membuang sampah-sampah ini, kan?” Sai membungkuk dan memunguti sampah-sampah yang berserakan di lantai.
“Tapi…”
“Tidak apa kan, Sasuke,” yang ditanya hanya diam. Sakura yang merasa canggung, membantu Sai memunguti sampah dan memasukannya kembali ke kantong plastik.
“Sudah selesai, kan? Buanglah sampah ini! Jangan pikirkan lagi, semua ini tidak sepenuhnya salahmu,” Sai tersenyum. Sakura sekilas melirik kearah Sasuke lalu mengangguk. Walau awalnya ragu, Sakura beranjak dari tempat mereka.
“Gadis yang lucu kan, Sasuke?” dilihatnya Sasuke yang menatap kea rah Sakura dengan tanpa ekspresi
“Hn. Aku tidak tertarik,”
********to be continue********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Select a text on the page and get translation from Google Translate!

 
~ Rahillah Hauraa Faadiyah - Designed by Miss Rinda - Layout by My Blog Make Over - Author YOUR NAME HERE :) ~
Islam Mosque