Disclaimer © Masashi Kishimoto
Naruto Fanfict
Main Pairing : Sasusaku
Warning : Maybe OOC, gaje, segala kekurangan yang terdapat dalam cerita, yang sepenuhnya kesalahan saya.
chapter 1
Angin sore itu bertiup dengan lembutnya, membuat siapa saja yang merasakan hembusannya merasa nyaman, begitu pula dengan 3 sekawan, setidaknya 2 di antara mereka. Terlihat salah seorang dari mereka sedang menyantap sesuatu dengan lahapnya yang diselingi candanya bersama pemuda berambut klimis di sampingnya sambil terkadang memperagakan diri seperti jagoan, sedang pemuda yang satunya hanya memperhatikan pemuda berambut durian itu dengan ekspresi yang tidak terbaca.
"Hey, Teme! Kau kenapa sih? Kau kagum dengan ceritaku barusan, heh!” Cengirnya bangga.
"Hn"
"Teme, kau tidak bisa mengatakan kata-kata yang lain ya, selain hn hn-mu itu, kau kagum kan? Jujur saja, Teme! kau mengakui kan? Kalau aku ini sebenarnya lebih hebat darimu, buktinya aku berhasil menghajar 5 orang sendirian, hahahaha," tawanya nyaring membahana.
"Berisik kau, Dobe," pemuda yang dipanggil ‘Teme’ itu terlihat malas meladeni si rambut durian.
"Bertengkar dengan Itachi-nii, Sasuke," sambung pemuda yang dari tadi membisu mendengarkan percakapan kedua sahabatnya tersebut, yang sama sekali tidak dijawab oleh pemuda itu. Namun, kedua sahabatnya sudah sangat mengerti bila Sasuke bersifat seperti itu.
Ya, sejak kematian Orangtuanya karena sebuah kecelakaan pesawat, Sasuke kini hanya tinggal bersama Itachi yang merupakan kakak kandungnya. Itachi yang menggantikan orangtua mereka memimpin Perusahaan Uchiha Corporation. Sebenarnya selain Itachi, Sasuke masih memiliki kerabat yang lain, yakni Madara Uchiha. Beliau adalah kakek sekaligus ayah dari mendiang Fugaku Uchiha. Namun, kakek itu memilih tinggal di Amegakure, untuk memimpin cabang perusahaan disana dibantu oleh Uchiha Obito -paman Uchiha bersaudara- dan istrinya, Rin.
Selain itu, semenjak orangtuanya meninggal, Sasuke seakan bermetamorfosis menjadi pemuda yang berandalan, dia suka membolos dan berkelahi. Sai dan Naruto yang selalu setia menemaninya membolos di jam sekolah dan membantunya berkelahi, seperti yang baru saja terjadi hari ini, mereka baru saja menghajar 10 orang pemuda yang suka membuat onar di taman yang sekarang sedang mereka tempati.
"Hah, kenyangnya! Ternyata menghajar para pengganggu itu benar-benar menguras tenaga ya!" kata Si Rambut Durian -Naruto- sambil menepuk perutnya. Sai hanya tersenyum melihat sahabatnya yang kadang sangat kekanak-kanakan itu.
"Apa yang akan kau lakukan setelah ini Sasuke, pulang ke rumah, atau …"
"Aku pulang saja, malas sekali kalau Si Keriput itu mengomel lagi" ucapnya memotong perkataan Sai sambil berjalan mendahului kedua temannya.
"Hei Teme! Aku ikut!" Sasuke menoleh malas ke arah Naruto.
"Memangnya kemana motormu?" tanya Sai dengan heran. Sebuah cengiran membuat Sai dan Sasuke mengerti apa maksud Naruto.
"A..! Maaf, Aku ada urusan penting yang harus kuselesaikan. Jadi, Naruto pulang bersamamu saja. Jaa...!!!" kilah Sai, menyadari tatapan Sasuke, dan pergi meninggalkan sahabatnya.
"Ayo Sasuke, kita juga pulang!" seru Naruto dengan ceria sambil mengepalkan tangan keatas o^w^O
Lalu mereka menuju mobil Sasuke. Namun, pemuda ‘Pantat Ayam’ itu tidak bergerak sama sekali, sehingga membuat Naruto menatapnya heran.
"Ayolah, Teme! Antar aku mengambil motorku," bujuknya dengan puppy eyes yang membuat Sasuke muak melihat tatapan Naruto. Akhirnya, Sasuke memilih untuk mengalah.
"Dimana lagi sekarang?" tanya Sasuke dengan penekanan pada kata 'sekarang'.
"Ehehe, Makasih ya, Teme! Kamu memang sahabat yang baik, ahaha!" Naruto tertawa dengan gaje-nya. Namun, melihat Sasuke yang menatapnya dengan serius. Naruto sedikit gentar juga.
"Anu itu, di kediaman Haruno," cengirnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Sasuke segera beranjak dan memacu mobilnya ke kediaman Haruno, Kepala Polisi Konoha yang terkenal dengan kejujuran dan ketaatannya akan hukum, sampai-sampai penjahat kelas kakap akan berfikir 2 kali berhadapan dengannya.
Setibanya di kediaman Haruno, Sasuke dan Naruto segera turun dari mobil. Naruto mencoba membunyikan bel rumah agar Tuan rumah dapat menyadari kehadiran mereka. Sedangkan, Sasuke menunggu sambil bersandar di pohon samping rumah -agak menjauh dari Naruto- dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celananya.
TING TING TONG…TING TONG..!
Tidak terdengar sahutan dari dalam rumah, Naruto kembali membunyikannya, kali ini dengan lebih tidak sabaran.
TING TONG TING TONG TING TONG!
Byuuuuuuuur….!
********to be continue********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar